Senin, 27 Juni 2016

jurnal 2


Topik / Tema   : Pelaporan Keuangan
Judul               : Kualitas Pelaporan Keuangan Berbagai Faktor Penentu dan Konsekuensi Ekonomis.
Nama   Penulis : Zaenal Fanani

Pengertian  kualitas  pelaporan  keuangan  hingga  saat  ini  masih  beragam, namun  pada prinsipnya pengertian  kualitas  pelaporan  keuangan  dapat  dipandangdalam dua sudut pandang. Pandangan pertama menyatakan bahwa kualitas pelaporan keuangan  berhubungan  dengan  kinerja  keseluruhan  perusahaan  yang  tercermin dalam  laba  perusahaan.  Pandangan  ini  menyatakan  bahwa  laba  yang  berkualitas tinggi  terefleksikan  pada  laba  yang  dapat  berkesinambungan  {sustainable) untuk suatu periode yang lama.  Pandangan kedua menyatakan bahwa kualitas pelaporan keuangan  berkaitan  dengan  kinerja pasar  modal  yang  diwujudkan  dalam  bentuk imbalan,  sehingga  hubungan  yang  semakin  kuat  antara  laba  perusahaan  dengan imbalan  menunjukkan  informasi  pelaporan  keuangan  yang  tinggi  (Ayres  1994). Pandangan  yang  sama  dilakukan  oleh  Schipper  (2004)  dengan  menyebutnya sebagai  atribut-atribut  berbasis  akuntansi  untuk  pandangan  pertama,  dan  atribut- atribut berbasis pasar untuk pandangan kedua.
Implikasi dari pandangan tersebut menunjukkan bahwa fokus pengukuran kualitas pelaporan keuangan perusahaan tersebut berkaitan dengan sifat- sifat pelaporan keuangan. Hubungan yang  semakin  kuat  antara  laba  dengan  imbalan  pasar  menunjukkan  informasi pelaporan keuangan tersebut  semakin tinggi. Dengan demikian kualitas pelaporan keuangan merupakan konstruk yang dapat  dianalisis  dalam  dua  pandangan,  yaitu  kualitas  pelaporan  keuangan  yang berkaitan dengan kas  dan laba itu  sendiri,  atau kualitas pelaporan keuangan yang berkaitan  dengan  imbalan  saham.
Pengukuran  proksi  kualitas  pelaporan  keuangan  yang  digunakan  daiam penelitian ini terdiri dari relevansi nilai, ketepatwaktuan, konservatisme, dan atribut kualitas pelaporan keuangan baru yang merupakan hasil analisis atribut sebelumnya (kualitas pelaporan keuangan faktorial).
Metode Penelitian :
X1       = Siklus Operasi Perusahaan
X2       = Volatilitas Penjualan
X3       = Ukuran perusahaan
X4       = Umur Perusahaan
X5       = Kinerja Perusahaan
X6       = Likuiditas
X7       = leverage
X8       = klasifikasi Industri
X9`      = Beta
Y11     = Relevansi Nilai
Y12     = Keteparwaktuan
Y13     = Konservatisme
Y1       = Kualitas Pelaporan Keuangan Faktorial
Y2       = Informasi Asimetri

Hipotesis :
H1        : Terdapat perbedaan diantara atribut-atribut kualitas pelaporan keuangan perusahaan.
H2        : Semakin panjang siklus operasi perusahaan, maka akan semakin rendah kualitas  pelaporan keuangan.
H3        :Semakin tinggi volatilitas  penjualan  perusahaan, maka akan semakinrendah kualitas pelaporan keuangannya.
H4        : Semakin besar ukuran  perusahaan, maka akan semakin tinggi kualitas informasi pelaporan keuangan.
H5        :Semakin  lama  umur  perusahaan, maka akan semakin  tinggi  kualitas pelaporan keuangan.
H6        :  Semakin  baik  kineija  perusahaan,  maka  akan  semakin  tinggi  kualitas pelaporan keuangan
H7        :  Semakin  tinggi  likuiditas  suatu  perusahaan, maka akan  semakin tinggikualitas pelaporan keuangan.
H8        :  Semakin  tinggi  leverage  suatu  perusahaan, maka akan semakin tinggi kualitas pelaporan keuangan.
H9        :  Semakin tinggi risiko lingkungan perusahaan, maka akan semakin tinggi kualitas pelaporan keuangan.

Berdasarkan hasil penelitian yang didasarkan pada tujuan penelitian di atas dan hasil pengujian hipotesis-hipotesis pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan:
a.       Hasil  pengujian  regresi  auxiliary R2  antar  ketiga  atribut  kualitas  pelaporan keuangan—yakni  relevansi  nilai,  ketepat  waktuan,  dan  konservatisme— menunjukkan  terdapat  perbedaan  diantara  atribut-atribut  kualitas  pelaporan keuangan dan tidak teijadi tumpang tindih (overlap)antar ketiga atribut kualitas pelaporan keuangan. Hal ini teijadi karena besaran tumpang tindihnya  (the degree of overlap)memiliki nilai yang tidak melebih 0,5. Hasil pengujian analisis faktor ketiga atribut di atas menghasilkan satu atribut kualitas pelaporan keuangan yang baru,  yang  disebut  kualitas  pelaporan  keuangan  faktorial.  Kualitas  pelaporan keuangan faktorial tersebut pembentukannya berasal dari dua komponen atribut, yaitu relevansi nilai dan konservatisme.
b.      Hasil  pengujian  faktor-faktor  penentu  kualitas  laba  menunjukkan  bahwa faktor-faktor  volatilitas  penjualan,  kinerja  perusahaan,  dan  klasifikasi  industri berhubungan positif terhadap kualitas pelaporan keuangan factorial. Sebaliknya, siklus  operasi,  ukuran  perusahaan,  umur  perusahaan,  likuiditas  dan  leverage tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.
c.       Hasil pengujian konsekuensi ekonomis kualitas pelaporan keuangan,menunjukkan bahwa  kualitas  pelaporan  keuangan  faktorial  berpengaruh  signifikan  terhadap informasi asimetri.

Sumber :
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 6 - Nomor 1, Juni 2009

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Akuntansi Internasional
Ditulis Oleh     : N. Setyorini
Dosen              : Jessica Barus
Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar