Minggu, 17 April 2016

Analisa Perkembangan Pengungkapan & Pelaporan Keuangan Perusahaan Sebelum & Sesudah Adopsi IFRS



PEMBENTUKAN IFRS
IFRS  merupakan  suatu  standar  akuntansi Internasional  yang  disusun  oleh  International Accounting Standart Boad (IASB), yang pada awal terbentuknya  bernama  International  Accounting Standarts  Comitte (IASC).  IASC  dibentuk  di London,  Inggris  pada  tahun  1973  di  saat  sedang terjadi  perubahan  mendasar  pada  peraturan berkaitan  dengan  akuntansi.  Aturan  yang  dibuat oleh organisasi ini dulu bernama IAS dan sekarang menjadi IFRS .
Purba  (2010)  menyatakan  bahwa  International Financial Reporting Standardsmencakup:
a.       International  Financial  Reporting  Standards (IFRS)  adalah  standar  yang  diterbitkan  setelah tahun 2001.
b.      International Accounting Standards(IAS) adalah standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.
c.       Interpretationsyang diterbitkan oleh  Internatinal Financial  Reporting  Interpretations  Committee (IFRIC) yaitu setelah tahun 2001.
d.      Interpretations yang  diterbitkan  oleh  Standing Interpretations  Committee (SIC)  yaitu  sebelum tahun 2001.

KARAKTERISTIK IFRS
Ada  beberapa  karakteristik  dari  IFRS. Karakteristik  dari  IFRS  adalah  sebagai  berikut :
a.       Principle basedadalah penekanan lebih banyak atas  interpretasi  dan  penerapan  prinsip-prinsip akuntansi dibandingkan aturan detail.
b.      Penekanan  pada  substansi  transaksi  dan evaluasi  atas  akuntansi  mencerminkan  realitas ekonomi.
c.       Banyak  memerlukan  professional  judgment untuk mencapai kesimpulan akuntansi.
d.      Banyak penggunaan fair value.

PENGADOPSIAN IFRS
Sejak  tahun  1994,  Indonesia  sebenarnya  telah mengadopsi  sebagian  besar  IAS.  Pernyataan Standar  Akuntansi  Keuangan  (PSAK)  dan Interpretasi  atas  Standar  Akuntansi  Keuangan (ISAK) yang diberlakukan sejak tahun 1994 adalah saduran  dari  IAS  dan  interpretasi  SIC  yang diterbitkan  sebelum  tahun  1994.  Namun  setelah itu,  tidak  semua  perubahan  IAS,  interpretasi  SIC dan  standar-standar  yang  ada  pada  IFRS  diadopsi oleh  Dewan  Standar  Akuntansi  Keuangan (DSAK). Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK),  tingkat  pengadopsian  IFRS  dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:
1.      Full Adoption; Suatu negara mengadopsi seluruh standar  IFRS  dan  menerjemahkan  IFRS  sama persis  ke  dalam  bahasa  yang  negara  tersebut gunakan.
2.      Adopted;  Program  konvergensi  PSAK  ke  IFRS telah  dicanangkan  IAI  pada  Desember  2008. Adopted  maksudnya  adalah  mengadopsi  IFRS namun  disesuaikan  dengan  kondisi  di  negara tersebut.
3.      Piecemeal;  Suatu  negara  hanya  mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4.      Referenced  (convergence); Sebagai  referensi, standar  yang  diterapkan  hanya  mengacu  pada IFRS tertentu dengan  bahasa  dan  paragraf  yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
5.      Not  adopted  at  all;  Suatu  negara  sama  sekali tidak mengadopsi IFRS.
Indonesia  sejak  2012  menganut  bentuk  full adoption IFRS dalam sistem akuntansinya. Dengan mengadopsi  penuh  IFRS,  laporan  keuangan  yang dibuat  berdasarkan  PSAK  tidak  memerlukan rekonsiliasi  signifikan  dengan  laporan  keuangan berdasarkan IFRS. Strategi  adopsi  yang  dilakukan  untuk konvergensi  ada  dua  macam,  yaitu  big  bang strategy dan  gradual  strategy.  Big  bang  strategy mengadopsi  penuh  IFRS  sekaligus,  tanpa  melalui tahapan-tahapan  tertentu.  Strategi  ini  digunakan oleh  negara-negara  maju.  Sedangkan  pada  gradual strategy,  adopsi  IFRS  dilakukan  secara  bertahap. Strategi  ini  digunakan  oleh  negara–negara berkembang seperti Indonesia.

PENGARUH PENERAPAN IFRS
Pengadopsian  IFRS  dapat  meningkatkan kualitas  informasi  akuntansi  dengan  adanya penurunan manajemen laba dibandingkan sebelum mengadopsi IFRS . Pengadopsian IAS selain menurunkan  manajemen  laba  juga  menjadikan pengakuan  kerugian  yang  lebih  tepat  dan meningkatnya value relevance  atas informasi laba. Penerapan  value  relevance tentunya  akan mempengaruhi  laporan  keuangan  dari  suatu perusahaan . Penelitian  di  Nigeria  mengenai  kinerja perusahaan yang dinilai melalui rasio sebelum dan sesudah pengadopsian IFRS telah dilakukan. Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa  kinerja  menjadi turun tetapi tidak signifikan sesudah pengadopsian IFRS . Penelitian dengan sampel perusahan di Eropa  mempunyai  hasil  yang  berbeda,  yaitu dengan  adanya  pengadopsian  IFRS  akan berdampak positif terhadap peningkatan laba yang terjadi. Penelitian pengadopsian IFRS di Italiayang menunjukkan hasil pengaruh positif terhadap laba . Penelitian pada perusahaan yang terdapat di Kanada yang hasilnya rasio keuangan lebih baik sesudah  pengadopsian  IFRS.  Terdapat perubahan  hasil  rasio  dari  penyusunan  laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Pengadopsian  standar  akuntansi  internasional  ke  dalam  standar  akuntansi domestik  bertujuan  menghasilkan  laporan  keuangan  yang  memiliki  tingkat kredibilitas  tinggi.  IFRS  meminta  persyaratan  akan  item-item  pengungkapan  yang semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula, manajemen akan memiliki  tingkat  akuntabilitas  tinggi  dalam  menjalankan  perusahaan.  Laporan keuangan  perusahaan  menghasilkan  informasi  yang  lebih  relevan  dan  akurat,  dan dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan  beban perusahaan (Petreski, 2005).    Pengadopsian terhadap IFRS berdampak pada aspek-aspek pengukuran item pelaporan keuangan seperti  net income  dan  equity  (Jermakowijcz,  2004) serta penelitian Daske dan Gunther (2006) menyatakan bahwa pengapdopsian  IFRS  meningkatkan  kualitas  financial  statement. Butler  et al.  (2004) mengatakan bahwa  earning management  pada laporan keuangan dapat  diidentifikasi  dengan  menggunakan  rasio  kunci  yakni  seperti  gearing  dan likuiditas,  dan  penerapan  standar  IFRS  pada  item  laporan  keuangan  ini  dapat mengurangi  tingkat  earning  management.  Tsalavoutas  dan  Evans  (2010)  juga menyatakan  bahwa  pengapdopsian  IFRS  berpengaruh  signifikan  terhadap  share holder  equity,  net  income  dan  liquidity.  Peningkatan  informasi  akuntansi  juga berhubungan dengan pihak yang melakukan pemeriksaan terhadap informasi tersebut, pihak  yang  akan  mengidentifikasi  setiap  kecurangan  yang  terjadi  pada  laporan keuangan. Pihak itu adalah profesi akuntan publik

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2015
Penilaian ARA 2015 dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
A.    Penilaian Kuantitatif (100%) terdiri dari 8 klasifikasi, yaitu:  
  1. Umum: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 2%;
  2. Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan untuk  klasifikasi ini sebesar 5%;
  3. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar  3%;
  4. Profil Perusahaan: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 8%;
  5. Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 22%;
  6. Good Corporate Governance: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 35%;
  7. Informasi Keuangan: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 20%; dan
  8. Lain-lain: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar +/- 5%
a.       Praktik good corporate governance (+5%) yang melebihi kriteria, seperti:
1)      Terdapat surat pernyataan tanggung jawab manajemen atas Laporan Keuangan bagi Perusahaan non Tbk; dan
2)      Menyampaikan  Laporan  Keberlanjutan/CSR   yang  disusun  berdasarkan  standar  yang  berlaku  secara  internasional  (GRI  Sustainability Reporting Guidelines).
b.      Praktik bad corporate governance (-5%) yang tidak diatur dalam kriteria, seperti:
1)      Adanya laporan sebagai perusahaan yang mencemari lingkungan;
2)      Perkara penting yang sedang dihadapi  oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam Laporan Tahunan;
3)      Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan; dan
4)      Ketidaksesuaian penyajian laporan tahunan dan laporan keuangan dengan peraturan yang berlaku dan SAK.

B.     Wawancara (Penentuan Pemenang)
Kriteria :
·      Umum :
1.      Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris
2.      Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca
3.      Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas
4.      Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan.
·         Ikhtisar Data Keuangan Penting
1.      Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
2.       Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun
3.      Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun
4.      Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik
5.      Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir
·         Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
1.      Laporan Dewan Komisaris
2.      Laporan Direksi
3.      Tanda tangan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
·         Profil Perusahaan 
1.      Nama dan alamat lengkap perusahaan
2.      Riwayat singkat perusahaan, Bidang usaha
3.      Struktur organisasi , Visi, misi dan budaya perusahaan
4.      Identitas dan riwayat hidup singkat anggota dewan komisaris.
5.      Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi 
6.      Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)
7.      Komposisi pemegang saham
8.      Daftar entitas anak tau entitad asosiasi.
9.      Struktur grup perusahaan , kronologi pencatatan saham.
10.  kronologi pencatatan efek lainnya
11.  Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi penunjang pasar modal
12.  Penghargaan yang diterima dalam tahun buku terakhir dan/atau sertifikasi yang masih berlaku dalam tahun buku terakhir baik yang berskala nasional maupun internasional
13.  Nama dan alamat entitas anak dan/atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada.
14.  Informasi pada Website Perusahaan

·         ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
1.      Tinjauan operasi per segmen usaha dan uraian atas kinerja keuangan perusahaan 
2.       Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan, dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan sesuai dengan jenis industri perusahaan
3.       Bahasan tentang struktur modal (capital structure) dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy)
4.       Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal pada tahun buku terakhir ,  Bahasan mengenai investasi barang modal yang direalisasikan pada tahun buku terakhir
5.      Informasi perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), dan target atau proyeksi yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang mengenai pendapatan, laba, dan lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan
6.      Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
7.       Uraian tentang prospek usaha perusahaan, aspek perusahaan dan mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
8.      Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan dan perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan pada tahun buku terakhir serta informasi kelangsungan usaha.
·         Good Corporate Governance
1.      Uraian Dewan Komisaris  dan Direksi.
2.      Informasi mengenai Komisaris Independen Meliputi antara lain
3.      Assessment terhadap Dewan Komisaris dan Direksi   Mencakup antara lain:
4.      Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi
5.      Frekuensi dan tingkat kehadiran rapat Dewan Komisaris, rapat Direksi, dan rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi
6.      Informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individun . Dalam bentuk skema atau diagram, kecuali untuk BUMN yang dimiliki
7.      Pengungkapan hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan
8.      Komite Audit 
9.      Komite/Fungsi Nominasi dan/atau Remunerasi Mencakup antara lain:
10.  Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan
11.  Uraian tugas dan Fungsi Sekretaris Perusahaan, manajemen risiko perusahaan, sistem pengendalian intern serta unit audit internal
12.  Informasi mengenai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun sebelumnya
13.  Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup
14.  Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja
15.  Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan
16.  Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen
17.  Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, serta anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang menjabat pada periode laporan tahunan.
18.  Akses informasi dan data perusahaan ,dan Bahasan mengenai kode etik
19.  Pengungkapan mengenai whistleblowing system
20.  Kebijakan mengenai keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direks
·         Informasi Keuangan
1.      Surat Pernyataan Direksi dan/atau Dewan Komisaris tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan
2.      Opini auditor independen atas laporan keuangan  
3.      Deskripsi Auditor Independen di Opini 
4.      Laporan keuangan, laporan arus kas yang lengkap
5.      Perbandingan tingkat profitabilitas.
6.      Ikhtisar kebijakan akuntansi.
7.      Pengungkapan transaksi pihak berelasi
8.      Pengungkapan yang berhubungan dengan perpajakan, aset tetap , segmen operasi dan instrumen keeuangan,
9.      Dan penerbit laporan keuangan.


Adapun 11 kategori pemenang dalam ARA 2014 yang diurutkan dari juara satu sampai tiga sebagai berikut:

A. Keuangan BUMN Keuangan Listed (BKL):

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) ‎Tbk (BBRI).
3. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

B.‎ BUMN Non Keuangan Listed (BNKL):

1. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM).
2. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
3. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

C. Private Keuangan Listed (PKL):

1. PT Bank Victoria International Tbk.
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
3. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF).

D. Private Non Keuangan Listed (PNKL):

1. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)‎.
2. PT Elnusa Tbk (ELSA).
3. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

E. BUMN Keuangan Non Listed (BNKL):

1. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).
2. Perum Jaminan Kredit Indonesia.
3.‎ PT Taspen (Persero).

F. BUMN Non Keuangan Non Listed (BNKNL):

1. PT Pertamina (Persero).
2. PT Angkasa Pura II (Persero).
3. PT Bio Farma (Persero).

G. Private Keuangan Non Listed (PKNL):

1. ‎PT Bank BNI Syariah.
2. PT Bank Syariah Mandiri.
3. PT Bank Mayora.
H. Private Non Keuangan Non Listed (PNKNL):

1. PT Pupuk Kalimantan Timur.
2. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam.
3. PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia.

I. BUMD Listed (BUMDL):

1. PT Bank DKI.
2. PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
3. PT BPD Nusa Tenggara Timur.

J. BUMN Non Listed (BUMDNL):

1. PT BPD Sumsesl dan Babel.
2. PT BPD Jawa Tengah.
3. PT BPD Kalimantan Barat.

K. Dana Pensiun (Dapen):

1. Dana Pensiun Bank Indonesia.
2. Dana Pensiun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
3. Dana Pensiun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Referensi :
Murni Ana Sulfia Situmorang. Transisi Menuju IFRS dan dampaknya terhadap laporan keuangan. (Diakses Pada 16 April 2016. 13.30 WIB)
Wika Arsanti Putri , Arif Darmawan.Analisis perbandingan kinrja perusahaan sebelum dan sesudah adopsi IFRS pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. (Diakses Pada, 16 April 2016. 13.45 WIB)

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Ditulis Oleh     : N.Setyorini
Dosen              : Jessica Barus
Universitas Gunadarma