“Perkembangan
Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia”
A. STRATEGI PEMBANGUNAN
Strategi pembangunan merupakan suatu
cara untuk mencapai Visi dan Misi yang rumusankan dalam bentuk strategi
sehingga dapat meningkatan kinerja. Kinerja sangat dipengaruhi oleh suatu
organisasi (pemerintah) menerima sukses atau mengalami kegagalan dari
suatu misi organisasi pemerintah. Berikut macam-macam strategi pembangunan :
1) Strategi
Pertumbuhan
·
Strategi
pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal
serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat
sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
·
Selanjutnya
pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat
ke bawah (trickle-down-effect) pendistribusian kembali.
·
Jika terjadi
ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan prasyarat terciptanya
pertumbuhan ekonomi.
·
Kritik paling keras
dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah
ketimpangan yang semakin tajam.
2) Strategi
Ketergantungan .
Strategi ini menjelaskan dasar-dasar
kemiskinan yang diderita Negara yang sedang berkembang , dengan memilih
menghilangkan penyebab ketergantungan itu, sebagai upaya masyarakat melepaskan
diri dari keterbelakangan yang disebabkan oleh kondisi ketergantungan itu yang
merupakan pembebasan masyarakat dari rantai yang membelenggu struktur
eksploitatif yang terlihat dalam pola struktur ekonomi colonial.
3) Strategi
yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya / maju. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan / pengaruh menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih kaya / maju. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan / pengaruh menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
4) Strategi
Pendekatan kebutuhan pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan olehOrganisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan olehOrganisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya.
5) Strategi
pembangunan dengan pemerataan
Inti dari konsep
strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik
social engineering , seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk dan
paket program terpadu
B.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI
PEMBANGUNAN
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi strategi pembangun , yaitu :
·
tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah,
·
akumulasi kapital yang rendah,
·
tingkat pendapatan pada kapital yang rendah,
serta
·
masalah ekonomi yang berat ke sektor
tradisional yang kurang berkembang.
C.
STATEGI
PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
Sebelum
orde baru strategi pemnagunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada
usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataanya
nampak adanya kecenderunga lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik,
dan kurrang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan
pada awal orde baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada
tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama
usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi.
Strategi-strategi
tersebut kemudian dipertegas dengan ditetapkannya sasaran-sasaran dan titik
berat setiap Repelita, yakni:
a)
Repelita
I
Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian
meletakkan landasa yang kuat bagi tahap selanjudnya.
b)
Repelita
II
Meletakkan
titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap
selanjudnya.
c) Repelita
III
Meletakkan titik berat pada
sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang
mengolah bahan baku menjadi barang selanjudnya.
d) Repelita
IV
Meletakkan titik berat pada
sektor pewrtanian untuk melanjudkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan
meningkatkan industri yag dapat menghasilkan mesin= mesin industri sendiri,
baik industri ringan yang akan terus dikembangkan dalm repelita-repelita
selanjudnya meletakkan landasan yanag kuat bagi tahap selanjutnya.
D.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
·
Fungsi Perencanaan
1) Adanya
pedoman dan pengarahan bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan.
2) Dapat
dilakukan suatu perkiraan potensi-potensi, prospek-prospek perkembangan,
hambatan serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang.
3) Memberikan
kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik.
4) Bisa
melakukan skala prioritas pada segi pentingnya tujuan.
5) Sebagai
alat untuk mengukur atau standart mengadakan pengawasan dan evaluasi.
·
Dari sudut pandang ekonomi, fungsi
perencanaan adalah :
1) Agar
penggunaan alokasi penggunaan sumber-sumber pembangunan yang terbatas bisa
lebih efisien dan efektif sehingga daapt dihindari adanya
pemborosan-pemborosan.
2) Agar
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih mantap
3) Agar
tercapai stabilitas ekonomi dalam menghadapi siklus konjungtur
Bagi
Negara berkembang, perencanaan pembangunan ekonomi diarahkan untuk meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi, hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan
pendapatan, tabungan dan investasi. Karena akumulasi capital mengalami
kesulitan berkaitan dengan jebakan kemiskinan yang tidak berujung pangkal, maka
perlu adanya pembangunan yang berencana. Untuk keluar dari jebakan lingkaran
kemiskinan tadi ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu :
1) Melakukan
pembangunan yang terencana dengan mencari modal dari luar negeri yang disebut
sebagai industrialisasi yang diproteksi.
2) Menghimpun
tabungan wajib yang disebut industrialisasi dengan kemampuan sendiri
.
·
Dasar pemikiran perencanaan pada NSB adalah :
1. Untuk memperbaiki dan memperkuat mekanisme pasar
2. Keinginan untuk mengurangi pengangguran
3. Untuk mensinergikan sektor pertanian dengan sektor industri
4. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan kebutuhan
1. Untuk memperbaiki dan memperkuat mekanisme pasar
2. Keinginan untuk mengurangi pengangguran
3. Untuk mensinergikan sektor pertanian dengan sektor industri
4. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan kebutuhan
5. Mendorong
pertumbuhan dan pengembangan lembaga keuangan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi.
·
Perencanaan dalam ekonomi kapitalis
Perencanaan
dilakukan dengan tujuan mencapai pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengerjaan
yang tinggi dan harga-harga yang stabil melalui berbagai instrument
kebijaksanaan fiscal dan moneter. Sifat perencanaannya berupa simultan atau
rangsangan terhadap pihak swasta untuk melakukan aktivitas ekonomi kearah
tertentu.
Alat
kebijaksanaan utama yang digunakan adalah terutama kebijakan di bidang moneter,
perpajakan dan hubungan perdagangan luar negeri. Tingkat pengerjaan dan
pendapatan yang tinggi disebabkan oleh adanya kebijakan ekspansi moneter,
peningkatan pengeluaran pemerintah dan penyesuaian tariff pajak. Inflasi dan
deflasi diatasi melalui kebijakan-kebijakan fiscal, penyesuaian tingkat bunga.
Gejolak neraca pembayaran dinetralisir melalui penyesuaian tariff,
pengendalian devisa, kuota impor serta perangsang pajak. Kelemahan system ini
adalah : 1. Rencana pemerintah berpotensi gagal jika tidak direspon oleh pihak
swasta, 2. Bila mekanisme harga berjalan tidak baik bisa mengakibatkan
terjadinya kelangkaan barang/jasa.
·
Perencanaan dalam ekonomi sosialis
Pemerintah
secara aktif dan langsung mengendalikan gerak perekonomian melalui suatu
proses pengambilan keputusan yang terpusat/sistem komando. Dalam system
ini tidak ada kebebasan konsumen maupun produsen untuk menentukan konsumsi atau
produksi barang/jasa yang diinginkannya. Proses produksi, konsumsi dan
distribusi sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah. Kelemahan system ini adalah
1. ada kecenderungan korupsi pada level perencana, 2. bisa terjadi kelangkaan
barang, 3. hilangnya motivasi dari masyarakat karena segala sesuatunya sudah
ditentukan oleh pemerintah pusat dan 4. biayanya sangat mahal. Dengan demikian
perbedaan mendasar dari ekonomi kapitalis dan sosialis adala rangsangan
versus pengendalian (inducement vs control).
·
Perencanaan dalam
perekonomian campuran
Perencanaan
dalam perekonomiann campuran biasanya dilakukan di NSB. Perekonomian campuran
bercirikan adanya suatu lingkungan kelembagaan dimana sebagian dari sumberdaya
produktif dimiliki dan dikelola, sedangkan sebagian lainnya dimiliki oleh
pemerintah.
Kelemahan pada
perencanaan
perekonomian campuran yaitu :
1. sumberdaya yang terbatas,
2. sistem administrasi yang belum tertib
3. kelembagaan yang belum memadai.
Besarnya kepemilikan antara
sektor pemerintah dan swasta berbeda antara Negara satu dengan Negara
lainnya. Sektor swasta dalam perekonomian campuran biasanya terdiri dari 3
bentuk kepemilikan individu yang berbeda, yaitu :
1. sektor tradisional yang subsisten
1. sektor tradisional yang subsisten
2. perusahaan-perusahaan
kapitalis ukuran menengah
3. perusahaan asing dan perkebunan berskala besar yang terutama sekali melayani pasar luar negeri.
3. perusahaan asing dan perkebunan berskala besar yang terutama sekali melayani pasar luar negeri.
·
Sumber-sumber pembiayaan pembangunan
1. Sumber dana dari dalam negeri
2. Sumber dana dari luar negeri
1. Sumber dana dari dalam negeri
2. Sumber dana dari luar negeri
·
Periode perencanaan pembangunan
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan
pembangunan ekonomi Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
Periode Orde Baru, dibagi dalam :
1) Periode 1945 – 1950
2) Periode 1951 – 1955
3) Periode 1956 – 1960
4) Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
1) Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
2) Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
3) Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
4) Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
5) Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
6) Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Periode Orde Baru, dibagi dalam :
1) Periode 1945 – 1950
2) Periode 1951 – 1955
3) Periode 1956 – 1960
4) Periode 1961 – 1966
Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
1) Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
2) Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
3) Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
4) Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
5) Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
6) Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94
SUMBER
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar