PEMBENTUKAN
IFRS
IFRS merupakan
suatu standar akuntansi Internasional yang
disusun oleh International Accounting Standart Boad
(IASB), yang pada awal terbentuknya
bernama International Accounting Standarts Comitte (IASC). IASC
dibentuk di London, Inggris
pada tahun 1973
di saat sedang terjadi perubahan
mendasar pada peraturan berkaitan dengan
akuntansi. Aturan yang
dibuat oleh organisasi ini dulu bernama IAS dan sekarang menjadi IFRS .
Purba (2010)
menyatakan bahwa International Financial Reporting
Standardsmencakup:
a.
International Financial
Reporting Standards (IFRS) adalah
standar yang diterbitkan
setelah tahun 2001.
b.
International Accounting Standards(IAS)
adalah standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.
c.
Interpretationsyang diterbitkan
oleh Internatinal Financial Reporting
Interpretations Committee (IFRIC)
yaitu setelah tahun 2001.
d.
Interpretations yang diterbitkan
oleh Standing
Interpretations Committee (SIC) yaitu
sebelum tahun 2001.
KARAKTERISTIK
IFRS
Ada beberapa
karakteristik dari IFRS. Karakteristik dari IFRS adalah
sebagai berikut :
a.
Principle basedadalah penekanan lebih
banyak atas interpretasi dan
penerapan prinsip-prinsip akuntansi
dibandingkan aturan detail.
b.
Penekanan pada
substansi transaksi dan evaluasi
atas akuntansi mencerminkan
realitas ekonomi.
c.
Banyak
memerlukan professional judgment untuk mencapai kesimpulan akuntansi.
d.
Banyak penggunaan fair value.
PENGADOPSIAN
IFRS
Sejak tahun
1994, Indonesia sebenarnya
telah mengadopsi sebagian besar
IAS. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Interpretasi atas
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diberlakukan sejak tahun
1994 adalah saduran dari IAS
dan interpretasi SIC
yang diterbitkan sebelum tahun
1994. Namun setelah itu,
tidak semua perubahan
IAS, interpretasi SIC dan
standar-standar yang ada
pada IFRS diadopsi oleh
Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK). Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat
pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:
1.
Full Adoption; Suatu negara mengadopsi
seluruh standar IFRS dan
menerjemahkan IFRS sama persis
ke dalam bahasa
yang negara tersebut gunakan.
2.
Adopted;
Program konvergensi PSAK
ke IFRS telah dicanangkan
IAI pada Desember
2008. Adopted maksudnya adalah
mengadopsi IFRS namun disesuaikan
dengan kondisi di
negara tersebut.
3.
Piecemeal; Suatu
negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu
nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4.
Referenced (convergence); Sebagai referensi, standar yang
diterapkan hanya mengacu
pada IFRS tertentu dengan
bahasa dan paragraf
yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
5.
Not
adopted at all;
Suatu negara sama
sekali tidak mengadopsi IFRS.
Indonesia sejak
2012 menganut bentuk
full adoption IFRS dalam sistem akuntansinya. Dengan mengadopsi penuh
IFRS, laporan keuangan
yang dibuat berdasarkan PSAK
tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan
dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Strategi adopsi
yang dilakukan untuk konvergensi ada
dua macam, yaitu
big bang strategy dan gradual
strategy. Big bang
strategy mengadopsi penuh IFRS
sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu.
Strategi ini digunakan oleh negara-negara
maju. Sedangkan pada
gradual strategy, adopsi IFRS
dilakukan secara bertahap. Strategi ini
digunakan oleh negara–negara berkembang seperti Indonesia.
PENGARUH
PENERAPAN IFRS
Pengadopsian IFRS
dapat meningkatkan kualitas informasi
akuntansi dengan adanya penurunan manajemen laba dibandingkan
sebelum mengadopsi IFRS . Pengadopsian IAS selain menurunkan manajemen
laba juga menjadikan pengakuan kerugian
yang lebih tepat dan
meningkatnya value relevance atas
informasi laba. Penerapan value relevance tentunya akan mempengaruhi laporan
keuangan dari suatu perusahaan . Penelitian di
Nigeria mengenai kinerja perusahaan yang dinilai melalui rasio
sebelum dan sesudah pengadopsian IFRS telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kinerja menjadi turun tetapi tidak signifikan sesudah
pengadopsian IFRS . Penelitian dengan sampel perusahan di Eropa mempunyai
hasil yang berbeda,
yaitu dengan adanya pengadopsian
IFRS akan berdampak positif terhadap
peningkatan laba yang terjadi. Penelitian pengadopsian IFRS di Italiayang
menunjukkan hasil pengaruh positif terhadap laba . Penelitian pada perusahaan
yang terdapat di Kanada yang hasilnya rasio keuangan lebih baik sesudah pengadopsian
IFRS. Terdapat perubahan hasil
rasio dari penyusunan
laporan keuangan berdasarkan IFRS.
Pengadopsian standar
akuntansi internasional ke
dalam standar akuntansi domestik bertujuan
menghasilkan laporan keuangan
yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi.
IFRS meminta persyaratan
akan item-item pengungkapan
yang semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula,
manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas
tinggi dalam menjalankan
perusahaan. Laporan keuangan perusahaan
menghasilkan informasi yang
lebih relevan dan
akurat, dan dapat diperbandingkan
dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan
dan beban perusahaan (Petreski, 2005). Pengadopsian terhadap IFRS berdampak pada
aspek-aspek pengukuran item pelaporan keuangan seperti net income
dan equity (Jermakowijcz, 2004) serta penelitian Daske dan Gunther
(2006) menyatakan bahwa pengapdopsian
IFRS meningkatkan kualitas
financial statement. Butler et al.
(2004) mengatakan bahwa earning
management pada laporan keuangan dapat diidentifikasi dengan
menggunakan rasio kunci
yakni seperti gearing
dan likuiditas, dan penerapan
standar IFRS pada
item laporan keuangan
ini dapat mengurangi tingkat
earning management. Tsalavoutas
dan Evans (2010)
juga menyatakan bahwa pengapdopsian
IFRS berpengaruh signifikan
terhadap share holder equity,
net income dan
liquidity. Peningkatan informasi
akuntansi juga berhubungan dengan
pihak yang melakukan pemeriksaan terhadap informasi tersebut, pihak yang
akan mengidentifikasi setiap
kecurangan yang terjadi
pada laporan keuangan. Pihak itu
adalah profesi akuntan publik
KRITERIA
ANNUAL REPORT AWARD 2015
Penilaian ARA 2015
dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
A.
Penilaian Kuantitatif (100%) terdiri
dari 8 klasifikasi, yaitu:
- Umum:
Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 2%;
- Ikhtisar
Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5%;
- Laporan
Dewan Komisaris dan Direksi: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini
sebesar 3%;
- Profil
Perusahaan: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 8%;
- Analisa
dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan: Bobot keseluruhan untuk
klasifikasi ini sebesar 22%;
- Good
Corporate Governance: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 35%;
- Informasi
Keuangan: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 20%; dan
- Lain-lain:
Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar +/- 5%
a.
Praktik good corporate governance (+5%)
yang melebihi kriteria, seperti:
1)
Terdapat surat pernyataan tanggung jawab
manajemen atas Laporan Keuangan bagi Perusahaan non Tbk; dan
2)
Menyampaikan Laporan
Keberlanjutan/CSR yang disusun
berdasarkan standar yang
berlaku secara internasional
(GRI Sustainability Reporting
Guidelines).
b.
Praktik bad corporate governance (-5%)
yang tidak diatur dalam kriteria, seperti:
1)
Adanya laporan sebagai perusahaan yang
mencemari lingkungan;
2)
Perkara penting yang sedang
dihadapi oleh perusahaan, entitas anak,
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang
tidak diungkapkan dalam Laporan Tahunan;
3)
Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban
perpajakan; dan
4)
Ketidaksesuaian penyajian laporan
tahunan dan laporan keuangan dengan peraturan yang berlaku dan SAK.
B.
Wawancara (Penentuan Pemenang)
Kriteria
:
· Umum
:
1.
Laporan tahunan disajikan dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa
Inggris
2.
Laporan tahunan dicetak dengan kualitas
yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca
3.
Laporan tahunan mencantumkan identitas
perusahaan dengan jelas
4.
Laporan tahunan ditampilkan di website
perusahaan.
·
Ikhtisar Data Keuangan Penting
1.
Informasi hasil usaha perusahaan dalam
bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika
perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga)
tahun.
2.
Informasi posisi keuangan perusahaan dalam
bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika
perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga)
tahun
3.
Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan
selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut
menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun
4.
Informasi harga saham dalam bentuk tabel
dan grafik
5.
Informasi mengenai obligasi, sukuk atau
obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir
·
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
1.
Laporan Dewan Komisaris
2.
Laporan Direksi
3.
Tanda tangan anggota Dewan Komisaris dan
anggota Direksi
·
Profil Perusahaan
1.
Nama dan alamat lengkap perusahaan
2.
Riwayat singkat perusahaan, Bidang usaha
3.
Struktur organisasi , Visi, misi dan
budaya perusahaan
4.
Identitas dan riwayat hidup singkat
anggota dewan komisaris.
5.
Identitas dan riwayat hidup singkat
anggota Direksi
6.
Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan
deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan
karyawan)
7.
Komposisi pemegang saham
8.
Daftar entitas anak tau entitad
asosiasi.
9.
Struktur grup perusahaan , kronologi
pencatatan saham.
10.
kronologi pencatatan efek lainnya
11.
Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi
penunjang pasar modal
12.
Penghargaan yang diterima dalam tahun
buku terakhir dan/atau sertifikasi yang masih berlaku dalam tahun buku terakhir
baik yang berskala nasional maupun internasional
13.
Nama dan alamat entitas anak dan/atau
kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada.
14.
Informasi pada Website Perusahaan
·
ANALISA
DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
1.
Tinjauan operasi per segmen usaha dan uraian
atas kinerja keuangan perusahaan
2.
Bahasan
dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas
piutang perusahaan, dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan sesuai
dengan jenis industri perusahaan
3.
Bahasan
tentang struktur modal (capital structure) dan kebijakan manajemen atas
struktur modal (capital structure policy)
4.
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk
investasi barang modal pada tahun buku terakhir , Bahasan mengenai investasi barang modal yang
direalisasikan pada tahun buku terakhir
5.
Informasi perbandingan antara target
pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), dan target atau
proyeksi yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang mengenai pendapatan,
laba, dan lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan
6.
Informasi dan fakta material yang
terjadi setelah tanggal laporan akuntan
7.
Uraian tentang prospek usaha perusahaan, aspek
perusahaan dan mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan
jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku
terakhir
8.
Uraian mengenai perubahan peraturan
perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan dan
perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan pada tahun buku
terakhir serta informasi kelangsungan usaha.
·
Good Corporate Governance
1.
Uraian Dewan Komisaris dan Direksi.
2.
Informasi mengenai Komisaris Independen
Meliputi antara lain
3.
Assessment terhadap Dewan Komisaris dan
Direksi Mencakup antara lain:
4.
Uraian mengenai kebijakan remunerasi
bagi Dewan Komisaris dan Direksi
5.
Frekuensi dan tingkat kehadiran rapat
Dewan Komisaris, rapat Direksi, dan rapat gabungan Dewan Komisaris dengan
Direksi
6.
Informasi mengenai pemegang saham utama
dan pengendali, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik
individun . Dalam bentuk skema atau diagram, kecuali untuk BUMN yang dimiliki
7.
Pengungkapan hubungan afiliasi antara
anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan
8.
Komite Audit
9.
Komite/Fungsi Nominasi dan/atau
Remunerasi Mencakup antara lain:
10.
Komite-komite lain di bawah Dewan
Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan
11.
Uraian tugas dan Fungsi Sekretaris
Perusahaan, manajemen risiko perusahaan, sistem pengendalian intern serta unit
audit internal
12.
Informasi mengenai Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) tahun sebelumnya
13.
Uraian mengenai corporate social
responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup
14.
Uraian mengenai corporate social
responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan
kerja
15.
Uraian mengenai corporate social
responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan
16.
Uraian mengenai corporate social
responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen
17.
Perkara penting yang sedang dihadapi
oleh perusahaan, entitas anak, serta anggota Dewan Komisaris dan anggota
Direksi yang menjabat pada periode laporan tahunan.
18.
Akses informasi dan data perusahaan ,dan
Bahasan mengenai kode etik
19.
Pengungkapan mengenai whistleblowing
system
20.
Kebijakan mengenai keberagaman komposisi
Dewan Komisaris dan Direks
·
Informasi Keuangan
1.
Surat Pernyataan Direksi dan/atau Dewan
Komisaris tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan
2.
Opini auditor independen atas laporan
keuangan
3.
Deskripsi Auditor Independen di
Opini
4.
Laporan keuangan, laporan arus kas yang
lengkap
5.
Perbandingan tingkat profitabilitas.
6.
Ikhtisar kebijakan akuntansi.
7.
Pengungkapan transaksi pihak berelasi
8.
Pengungkapan yang berhubungan dengan
perpajakan, aset tetap , segmen operasi dan instrumen keeuangan,
9.
Dan penerbit laporan keuangan.
Adapun 11 kategori pemenang dalam ARA
2014 yang diurutkan dari juara satu sampai tiga sebagai berikut:
A. Keuangan BUMN Keuangan Listed (BKL):
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
3. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).
B. BUMN Non Keuangan Listed (BNKL):
1. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM).
2. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
3. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
C. Private Keuangan Listed (PKL):
1. PT Bank Victoria International Tbk.
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
3. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF).
D. Private Non Keuangan Listed (PNKL):
1. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).
2. PT Elnusa Tbk (ELSA).
3. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
E. BUMN Keuangan Non Listed (BNKL):
1. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).
2. Perum Jaminan Kredit Indonesia.
3. PT Taspen (Persero).
F. BUMN Non Keuangan Non Listed (BNKNL):
1. PT Pertamina (Persero).
2. PT Angkasa Pura II (Persero).
3. PT Bio Farma (Persero).
G. Private Keuangan Non Listed (PKNL):
1. PT Bank BNI Syariah.
2. PT Bank Syariah Mandiri.
3. PT Bank Mayora.
A. Keuangan BUMN Keuangan Listed (BKL):
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
3. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).
B. BUMN Non Keuangan Listed (BNKL):
1. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM).
2. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).
3. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
C. Private Keuangan Listed (PKL):
1. PT Bank Victoria International Tbk.
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
3. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF).
D. Private Non Keuangan Listed (PNKL):
1. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).
2. PT Elnusa Tbk (ELSA).
3. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
E. BUMN Keuangan Non Listed (BNKL):
1. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).
2. Perum Jaminan Kredit Indonesia.
3. PT Taspen (Persero).
F. BUMN Non Keuangan Non Listed (BNKNL):
1. PT Pertamina (Persero).
2. PT Angkasa Pura II (Persero).
3. PT Bio Farma (Persero).
G. Private Keuangan Non Listed (PKNL):
1. PT Bank BNI Syariah.
2. PT Bank Syariah Mandiri.
3. PT Bank Mayora.
H. Private Non Keuangan Non Listed (PNKNL):
1. PT Pupuk Kalimantan Timur.
2. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam.
3. PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia.
I. BUMD Listed (BUMDL):
1. PT Bank DKI.
2. PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
3. PT BPD Nusa Tenggara Timur.
J. BUMN Non Listed (BUMDNL):
1. PT BPD Sumsesl dan Babel.
2. PT BPD Jawa Tengah.
3. PT BPD Kalimantan Barat.
K. Dana Pensiun (Dapen):
1. Dana Pensiun Bank Indonesia.
2. Dana Pensiun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
3. Dana Pensiun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
1. PT Pupuk Kalimantan Timur.
2. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam.
3. PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia.
I. BUMD Listed (BUMDL):
1. PT Bank DKI.
2. PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
3. PT BPD Nusa Tenggara Timur.
J. BUMN Non Listed (BUMDNL):
1. PT BPD Sumsesl dan Babel.
2. PT BPD Jawa Tengah.
3. PT BPD Kalimantan Barat.
K. Dana Pensiun (Dapen):
1. Dana Pensiun Bank Indonesia.
2. Dana Pensiun PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
3. Dana Pensiun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
Referensi :
Murni Ana Sulfia
Situmorang. Transisi Menuju IFRS dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
(Diakses Pada 16 April 2016. 13.30 WIB)
Wika Arsanti Putri ,
Arif Darmawan.Analisis perbandingan kinrja perusahaan sebelum dan sesudah
adopsi IFRS pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. (Diakses Pada,
16 April 2016. 13.45 WIB)
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Ditulis
Oleh : N.Setyorini
Dosen : Jessica Barus
Universitas
Gunadarma