::SEJARAH
KOPERASI DUNIA::
KOPERASI DI INGGRIS
Lahirnya koperasi sangat erat kaitannya
dengan revolusi Industri Inggris yang terjadi pada pertengahan abad ke-18.
Revolusi industri tersebut melahirkan tatanan ekonomi baru yang berbasis kapitalisme.
Kapitalisme hanya mengesahkan keserakahan dan melahirkan persaingan bebas yang
tidak terbatas. Sistem ekonomi kapitalis hanya berpihak pada pemilik modal dan
mengabaikan pihak lainnya. Tak heran revolusi industri justru memperdalam
kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah. Namun begitu,
ideologi kapitalisme tidak hidup tanpa pesaing. Ketimpangan ekonomi dalam
masyarakat akibat kapitalisme mendorong lahirnya ideologi yangbersebrangan
yaitu sosialisme. Koperasi adalah aliran diantara kedua ideologi tersebut.
Dalam kemiskinan dan kemelaratan ini,
lahirlah koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan nama Koperasi Rochdale
di bawah pimpinan Charles Howart (tahun 1844). Koperasi tersebut
didirikan di Kota Rochdale, bagian utara Inggris, beranggotakan 28 pekerja .
Tanggal 24 Oktober 1844, hari lahirnya Koperasi Rochdale
diperingati sebagai hari “Gerakan Koperasi Modern”.
Sebenarnya gerakan
koperasi bukan hal baru. Robert Owen (1771–1858), telah menerapkannya pertama
kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia. Gerakan koperasi
ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–1865) – dengan mendirikan
toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi
bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan
saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip-prinsip
koperasi. Gerakan awal tersebut kemudian dikenal sebagai "KOPERASI
PRAINDUSTRI".
Pada
awalnya, Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang
konsumsi untuk keperluan sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan
terjadinya pemupukan modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi
sendiri barang yang akan dijual. Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi
anggota yang belum bekerja dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah
bekerja. Pada tahun 1851, koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah
pabrik dan mendirikan perumahan bagi anggota-anggotanya yang belum mempunyai
rumah.
Melihat perkembangan usaha koperasi baik di sektor produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian membuka perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti New York, Kepenhagen, Hamburg, dan lain-lain.Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit dengan nama Cooperative News.
Melihat perkembangan usaha koperasi baik di sektor produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian membuka perwakilan-perwakilan di luar negeri seperti New York, Kepenhagen, Hamburg, dan lain-lain.Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit dengan nama Cooperative News.
The
Women’s Coorporative Guild yang dibentuk pada tahun 1883, besar pengaruhnya
terhadap perkembangan gerakan koperasi, disamping memperjuangkan hak-hak kaum
wanita sebagai ibu rumah tangga, warga negara, dan sebagai konsumen. Beberapa
tahun kemudian, koperasi memulai kegiatan di bidang pendidikan dengan menyediakan
tempat membaca surat kabar dan perpustakaan. Perpustakaan koperasi merupakan
perpustakaan bebas pertama di Inggris, sekaligus digunakan untuk tempat
berbagai kursus dan pemberantasan buta huruf. Kemudian Women Skill Guild Youth
Organization membentuk sebuah pusat yaitu Cooperative Union. Pada tahun 1919,
didirikanlah Cooperative Collage di Manchaster yang merupakan lembaga
pendidikan tinggi koperasi pertama.
Menyusul
keberhasilan Koperasi Rochdale, pada tahun 1852 telah berdiri sekitar 100
Koperasi Konsumsi di Inggris. Sebagaimana Koperasi Rochdale, Koperasi-koperasi ini
pada umumnya didirikan oleh para konsumen.
Dalam rangka lebih memperkuat gerakan Koperasi, pada tahun 1862, koperasi-koperasi konsumsi di Inggris menyatukan diri menjadi pusat Koperasi Pembelian
dengan nama The
Cooperative Whole-sale Society (C.W.S). CWS
sangat berkembang, hingga pada tahun 1945 telah memiliki 200 unit pabrik dengan
9000 pekerja. Perputaran modal C.W.S saat itu telah mencapai 55
juta poundsterling. Tahun 1950 jumlah anggota koperasi ini mencakup 22 persen
dari total penduduk Inggris yang mencapai 50 juta jiwa.
KOPERASI DI PERANCIS
Latar belakang berkembangnya koperasi di
Perancis hampir mirip dengan di Inggris. Kemelaratan dan ketimpangan bangsawan
dan rakyat jelata mendorong terciptanya ledakan Revolusi Perancis.
Selain itu revolusi industri yang terjadi di
Inggris berdampak besar pada perekonomian Prancis. Agar mampu menghadapi
serangan industri Inggris, Prancis berusaha mengganti mesin-mesin yang
digunakan dengan mesin-mesin modern agar lebih efisien. Efisiensi menyebabkan
banyak tenaga kerja kehilangan pekerjaan, akibatnya pengangguran
meningkat secara dramatis. Kondisi inilah yang mendorong munculnya
pelopor-pelopor koperasi. Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle,
menyadari perlunya perbaikan nasib rakyat dan pengusaha kecil di Perancis.
Mereka pun kemudian membangun koperasi-koperasi yang bergerak
dibidang produksi.
Charles Fourier
(1772-1837) menyusun suatu gagasan untuk memperbaiki hidup masyarakat dengan fakanteres, suatu perkumpulan yang
terdiri dari 300 sampai 400 keluarga yang bersifat komunal. Fakanteres dibangun di atas tanah
seluas lebih kurang 3 mil yang akan digunakan sebagai tempat tinggal bersama,
dan dikelilingi oleh tanah pertanian seluas lebih kurang 150 hektar. Di
dalamnya terdapat juga usaha-usaha kerajinan dan usaha lain untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Pengurus perkampungan ini dipilih dari para anggotanya.
Sayang, cita-cita Fourier tidak berhasil dilaksanakan karena pengaruh
liberalisme yang sangat besar pada waktu itu. Lois Blanc (1811-1880)
menyusun gagasan yang lebih konkrit dalam bukunya “Organization Labour”.
Blanc mengatakan bahwa persaingan merupakan sumber keburukan ekonomi,
kemiskinan, kemerosotan moral, kejahatan, krisis industri, dan pertentangan
nasional. Untuk mengatasinya, perlu didirikan social work-shop (etelier
socialux). Dalam perkumpulan ini, para produsen perorangan yang
mempunyai usaha yang sama disatukan. Blanc mendirikan koperasi yang
mengutamakan kualitas barang. Dengan demikian, bisa dikatakan perkumpulan ini
adalah koperasi produsen. Pada tahun 1884, kaum buruh di Perancis menuntut pemerintah
untuk melaksanakan gagasan Lois Blanc untuk mendirikan koperasi, tetapi
koperasi ini kemudian bangkrut.
Koperasi di Perancis kemudian berkembang
dengan pesat. Koperasi-koperasi tersebut kemudian bergabung membentuk Koperasi
Konsumsi Nasional perancis (Federation
Nationale Dess Cooperative de Consommation), dengan anggota
476 koperasi. Jumlah anggotanya saat
itu mencapai 3.460.000 orang, dengan 9.900
buah toko dan memiliki perputaran modal sebesar 3.600 milyar
franc per tahun. Abbe de Lammerais (1782-1854) Perancis
KOPERASI DI JERMAN
Di Jerman, juga berdiri koperasi yang
menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi buatan Inggris. Koperasi
Jerman dipelopori oleh Herman Schultz-Delitsch (1808-1883), hakim
dan anggota parlemen pertama di Jerman yang berhasil mengembangkan konsep badi
prakarsa dan perkembangan bertahap dari koperasi-koperasi kredit perkotaan,
koperasi pengadaan sarana produksi bagi pengrajin, yang kemudian diterapkan
oleh pedagang kecil, dan kelompok lain-lain.
Pedoman kerja Koperasi simpan-pinjam
Schulze adalah :
1. Uang simpanan sebagai modal
kerja Koperasi dikumpulkan dari anggota
2. Wilayah kerjanya didaerah
perkotaan.
3. Pengurus Koperasi dipilih dan
diberi upah atas pekerjaannya.
4. Pinjaman bersifat jangka
pendek.
5. Keuntungan yang diperoleh dari
bunga pinjaman dibagikan kepada anggota.
Kelebihan koperasi Schultz-Delitsch adalah
pada pengembangan konsep badi prakarsa. Selain itu adalah perkembangan bertahap
dari koperasi kredit untuk koperasi pengadaan sarana produksi untuk pengrajin,
yang kemudian diterapkan juga untuk pedagang kecil dan lainnya. Pada
perkembangan selanjutnya dibentuk pula koperasi jenis lainnya seperti
koperasi asuransi dankoperasi produksi.
Ada pula seorang pelopor Jerman yang
bernama Friedrich Wilhelm Raiffeissen (1818-1888) kepala desa di
Flemmerfeld, Weyerbush di Jerman. Raiffeissen menganjurkan agar para petani
menyatukan diri dalam perkumpulan simpan-pinjam yang membentuk koperasi-koperasi
kredit berdasarkan solidaritas dan tanggungan tidak terbatas yang dipikul oleh
para anggota perkumpulan koperasi tersebut, dan dibimbing berdasarkan prinsip
menolong diri sendiri, mengelola diri sendiri, dan mengawasi diri sendiri.
KOPERASI DI DENMARK
Demikian pula di Denmark. Denmark menjadi
Negara yang paling berhasil di dunia dalam mengembangkan ekonominya melalui
koperasi. Di Denmark Pastor Christiansone mendirikan koperasi pertanian.
Berikut ini adalah 10 besar koperasi di dunia
:
1. Zen-Noh ( National Federation of Agricultural
Co-operatives) , koperasi ini ada di negara jepang berdiri
pada tahun 1948 . jenis usaha koperasi ini adalah Food & Agricultural.
2. Zenkyoren , berdiri pada tahun1951 di
negara jepang dengan jenis usaha Insurance.
3. Credit Agricole Group ,
berdiri di negara perancis pada tahun 1897 jenis usahanya adalah
Div.Financials.
4. National Agricultural Coorperative Federation
( NACF), berdiri di negara korea selatan pada tahun 1961 dengan
jenis usaha Div.Financials .
5. Nationwide Mutual Insurance Company ,
berdiri di negara amerika serikat pada tahun 1925 dengan jenis usaha insurance.
6. Groupama , berdiri di negara perancis
pada tahun 1899 dengan jenis usaha insurance.
7. Edeka Zentrale AG ,
berdiri di negara jerman pada tahun 1898 dengan jenis usaha retailing.
8. Migros , berdiri di negara swis
pada tahun 1925 dengan jenis usaha retailing .
9. Mondragon Corporation ,
berdiri di negara spanyol pada tahun 1956 dengan jenis usaha materials .
10. The Coorperative Group ,
berdiri di negara UK pada tahun 1963 dengan jenis usaha retailing
::PERKEMBANGAN
KOPERASI DI INDONESIA SAAT INI::
Perkembangan koperasi di Indonesia mengalami
pasang surut namun pada tahun ini, tercatat sudah ada 200 ribu lebih koperasi
yang berdiri di seluruh Indonesia. Ini sudah di atas target pemerintah pada
2014. Kementerian koperasi bekerjasama dengan Dekopin menargetkan 2014,
koperasi bisa mencapai di atas 200.000 koperasi. hingga Juni 2013 tercatat
anggota koperasi meningkat menjadi 34.685.145 orang.
Namun koperasi di Indonesia dituntut untuk semakin dewasa dan
mandiri. Walaupun secara kualitas, koperasi Indonesia semakin meningkat
dibanding beberapa tahun lalu dan koperasi harus siap menghadapi pasar global karena
koperasi mempunyai kelebihan dibandingkan dengan usaha lainnya. Sejumlah
kelebihan tersebut yaitu yang pertama, setiap orang dewasa dapat menjadi
anggota sebuah koperasi. Kedua, keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan
sukarela. Terbuka artinya anggota koperasi terbuka bagi siapa saja sesuai
dengan jenis koperasinya. Ketiga, keanggotaan koperasi tidak membedakan suku,
ras, derajat maupun agama. Keempat adalah sukarela, artinya keanggotaan
koperasi tidak atas paksaan. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang
sama. "Jadi koperasi itu oleh anggota dan untuk anggota.
Dengan sejumlah kelebihan tersebut koperasi di
harapkan bisa kebal dari dampak buruk ekonomi global. Sesuai dengan
pengertiannya, koperasi merupakan kegiatan ekonomi yang berazaskan
kekeluargaan. Adapun tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Dengan koperasi, masyaraakat atau anggota koperasi
bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih murah. Anggota juga bisa
mendapat pinjaman modal usaha melalui koperasi. Inilah peran koperasi untuk
melindungi anggotanya dari cengkeraman para rentenir yang bergentayangan di
desa-desa.
ENGLISH
:
The development
of cooperatives in Indonesia experienced the ups and downs this year, but noted
there are already 200 thousand more cooperative stand throughout Indonesia.
It's already above the Government's target in 2014. Ministry of cooperatives,
in cooperation with the 2014 target Dekopin, cooperatives can reach above
200,000 cooperative. until June 2013 recorded cooperative members increased to
34.685.145 people.
Yet the
cooperatives in Indonesia are expected to increasingly mature and independent.
While in Indonesia, cooperative quality has increased compared to a few years
ago and the cooperative must be ready to face the global market due to the
cooperative has advantages compared to other businesses. A number of advantages
are that first, any adult can become a member of a cooperative. Second,
cooperative membership is open and voluntary. Open that is a member of the
cooperative is open to anyone in accordance with the type of koperasinya.
Third, membership of the cooperative do not discriminate based on race,
ethnicity, or religious degrees. The fourth is voluntary, meaning that
membership of cooperatives is not under coercion. Every Member has the same
rights and obligations. "So that by the cooperative members and for
members.
With a number
of such cooperatives in excess can be immune from the impact of expected bad
global economy. According to his understanding, the cooperative is economic
activity that berazaskan family. As for the main purpose of cooperation is to
improve the welfare of its members. With the cooperative, masyaraakat or
members of cooperatives could buy basic necessities at prices cheaper. Members
can also find venture capital through lending cooperatives. This is the role of
cooperatives in order to protect its members from the clutches of the
moneylenders who bergentayangan in villages.
Sumber :